Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.737,53 km2, dengan jumlah penduduk 2.125.234 jiwa (sensus 2010) yang berarti berkepadatan 1.223 jiwa per km2. Karawang termasuk salah satu wilayah Jabodetabek
yang berbatasan dengan Jakarta, serta merupakan lokasi banyak pabrik serta berbagai aktivitas industri lainnya. Pertumbuhan ekonomi Jakarta telah turut meningkatkan pesatnya pembangunan perumahan dan lonjakan penduduk di kabupaten ini.
Toponomi dan sejarah
Toponimi
Kata karawang muncul pada Naskah Bujangga Manik dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16. Bujangga Manik menuliskan sebagai berikut:- leteng karang ti Karawang,
- leteng susuh ti Malayu,
- pamuat aki puhawang.
- Dipinangan pinang tiwi,
- pinang tiwi ngubu cai,
Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang menginjakkan kakinya di pulau Jawa, pada tahun 1596 menuliskan adanya suatu tempat yang bernama Karawang sebagai berikut:
- Di tengah jalan antara Pamanukan dan Jayakarta, pada sebuah tanjung terletak Karawang.
R. Tjetjep Soepriadi dalam buku Sejarah Karawang berspekulasi tentang asal-muasal kata karawang, pertama kemungkinan berasal dari kata karawaan yang mengandung arti bahwa daerah ini terdapat "banyak rawa", dibuktikan dengan banyaknya daerah yang menggunakan kata rawa di depannya seperti, Rawa Gabus, Rawa Monyet, Rawa Merta dan lain-lain; selain itu berasal dari kata kera dan uang yang mengandung arti bahwa daerah ini dulunya merupakan habitat binatang sejenis monyet yang kemudian berubah menjadi kota yang menghasilkan uang; serta istilah serapan yang berasal dari bahasa Belanda seperti caravan dan lainnya.
Pemukiman awal
Setelah Kerajaan Sunda runtuh maka Karawang terbagi dua. Menurut Carita Sajarah Banten, Sunan Gunung Jati membagi Karawang menjadi dua bagian; sebelah timur masuk wilayah Cirebon dan sebelah barat menjadi wilayah Kesultanan Banten. Agama Islam mulai dipeluk masyarakat setempat, pada masa Kerajaan Sunda, setelah seorang patron bernama Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi, konon dari Makkah, yang terkenal dengan sebutan "Syekh Quro", memberikan ajaran; yang kemudian dilanjutkan oleh murid-murid Wali Songo. Makam Syeikh Quro terletak di Pulobata, Kecamatan Lemahabang, Karawang
wisata
- Monumen Rawagede
- Petilasan Jaka Tingkir
- Pantai Cibendo di Ciparage Tempura
- Curug Cigentis
- Situs Kendaljaya di Pedes
sumber wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar