Sabtu, 29 Desember 2012

sejarah hidup dan perjuangan Datu Kandang Haji


Info Balangan, sejarah hidup dan perjuangan Datu Kandang Haji - Setidaknya ada dua faktor utama kenapa tulisan ini ingin saya hadirkan ke tengah pembaca.
Pertama, hampir di seluruh daerah kabupaten di propinsi Kalimantan Selatan (memiliki) dan pernah melahirkan tokoh-tokoh besar yang berjasa terhadap perkembangan Islam.

Mereka merupakan maskot daerah yang patut diteladani keilmuan, sejarah hidup, dan perjuangannya dalam membumikan ajaran Islam. Sebutlah misalnya Khatib Dayyan dan Datu Anggah Amin (Banjarmasin), Datu Abdussamad Bakumpai (Batola), Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Syekh Abdul Wahab Bugis dan lain-lain (Martapura), Syekh Ahmad Nawawi Panjaratan (Tanah Laut), Syekh Muhammad Arsyad Lamak (Tanah Bumbu), Datu Sanggul, Datu Suban dan lain-lain (Tapin-Rantau), Datu Taniran, Habib Negara, Datu Kubah Dingin, dan lain-lain (HSS), Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari (Tabalong), dan sebagainya. Sebagian di antara tokoh-tokoh dimaksud telah ditulis oleh para penulis tentang riwayat hidup dan perjuangan mereka secara singkat. Bahkan, melalui kajian literatur dan wawancara dengan beberapa orang nara sumber, saya juga telah menulis secara singkat riwayat beberapa orang tokoh tersebut dalam buku Perjuangan Tokoh Membumikan Islam di Tanah Banjar. Ada pula yang masih dalam proses penelitian dan pengayaan. Karena itu saya merasa perlu menghadirkan sosok Datu Kandang Haji (walaupun singkat) untuk dijadikan sebagai maskot daerah Kabupaten Balangan yang belum begitu banyak dikenal orang, apalagi terpublikasi secara luas.

Kedua, Sejarah permulaan masuk dan perkembangan dakwah Islam di Kalimantan Selatan tidak bisa lepas dari jasa, peranan dan perjuangan dari para ulama dan tokoh-tokoh Islam yang hidup pada masa dahulu. Karena berkat jasa dan perjuangan merekalah Islam berkembang dan menjadi pegangan hidup masyarakat Banjar hingga sekarang. Di samping itu kehadiran mereka di Bumi Kalimantan telah menjadikan daerah ini kaya dengan khazanah-khazanah intelektual Islam, sehingga dalam catatan sejarah pernah menjadi pusat studi Islam yang banyak menghasilkan karya-karya keagamaan dan sastra, selain Palembang dan Aceh (Karel S. Steenbrink, 1985: 5). Tetapi, menurut Azyumardi Azra, (1998: 251) perkembangan Islam Kalimantan Selatan masih belum ditelaah secara memadai, jikapun ada, kebanyakannya hanya terpusat pada masalah-masalah kapan, bagaimana, dan darimana Islam memasuki wilayah ini, hampir tidak ada pembahasan mengenai pertumbuhan lembaga-lembaga Islam dan tradisi keilmuan di kalangan penduduk Muslimnya.

Untuk menyahut dua faktor di atas, diperlukan kajian dan penelitian yang terus-menerus, intensif, dan komprehensif terhadap sejarah hidup, pemikiran, dan perjuangan para tokoh yang telah berjasa besar mengisi ruang khazanah intelektual dan peradaban di Bumi Kalimantan. Memang, menjadikan sejarah hidup dan perjuangan para tokoh, yang hidup zaman dahulu, zaman di mana tradisi menulis belum berkembang, bukanlah perkara yang mudah. Apalagi untuk melacak secara tuntas sejarah hidup dan perjuangan mereka, karena minimnya data dan dokumentasi yang ada.

Secara khusus, berkenaan dengan Datu Kandang Haji, saya berkeyakinan, jasa dan peranan beliau dalam menyebarkan Islam, terutama di daerah Paringin dan sekitarnya sangat besar. Dalam buku Zafri Zamzam (1974: 4) ditulis secara singkat kiprah dakwah Datu Kandang Haji. “Datu Kandang Haji adalah salah seorang dari dua orang datu (satunya lagi Datu Sanggul dibagian Selatan Banjarmasin, Tatakan Rantau dan sekitarnya) yang aktif berdakwah, mengajar masyarakat mengaji Alquran dan menghidupkan pelaksanaan shalat Jumat di bagian Utara Banjarmasin (Paringin dan sekitarnya). Beliau wafat dengan meninggalkan Alquran tulisan tangan, sepasang terompah, dan tongkat untuk berkhutbah. Makam beliau terletak di samping masjid yang didirikannya di Paringin (Kabupaten Balangan sekarang)”.

Berita yang disampaikan Zafry Zamzam sangat singkat, namun dari situ kita bisa menangkap beberapa kesimpulan penting berkenaan dengan aktivitas Datu Kandang Haji.

Pertama, Datu Kandang Haji hidup sezaman dengan Datu Sanggul (Rantau) yang wafat pada tahun 1772 M, karena itu, besar kemungkinan Datu Kandang Haji hidup di era tahun 1760-an dan tahun-tahun sebelumnya.

Kedua, Datu Kandang Haji aktif menyebarkan Islam di Paringin dan sekitarnya, beliau menyebarkan dan mengajarkan Islam kepada masyarakat Paringin, mengajar mereka mengaji atau membaca Alquran, membimbing kegiatan keagamaan masyarakat (terutama khutbah Jumat), menyalin Alquran, serta memotivasi masyarakat untuk melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan baik, beliau juga menjadi pelopor bagi masyarakat untuk melaksanakan kewajiban shalat Jumat. Shalat Jumat sendiri pada waktu itu tidak hanya sekadar kewajiban agama, tetapi juga diwajibkan oleh negara, karena itu jika ada yang tidak shalat Jumat, maka mereka akan dikenakan denda.

Ketiga, Datu Kandang Haji adalah ulama yang bertanggung jawab terhadap penyebaran dan pengajaran Islam kepada masyarakat, khususnya wilayah bagian Utara Banjarmasin, yakni Paringin dan sekitarnya ketika itu, karena untuk dakwah di Banjarmasin, martapura, dan sekitarnya sudah diisi oleh ulama kerajaan sedangkan bagian Selatan yakni Tatakan Rantau dan sekitarnya sudah diisi oleh Datu Sanggul.

Keempat, pelaksanaan kegiatan keagamaan yang dipelopori oleh Datu Kandang Haji pada waktu itu tentu saja masih dalam bentuknya yang sederhana, namun walau demikian diyakini bahwa dakwah beliau cukup berhasil, sehingga masyarakat Paringin termasuk kelompok masyarakat yang sudah lama mengenal agama Islam.

Masih banyak hal lain yang perlu diungkap dalam sejarah hidup dan perjuangan Datu Kandang Haji dalam menyebarkan dan mengajarkan Islam, termasuk hubungannya dengan berbagai tokoh penyebar Islam di daerah lainnya. Guna mengungkap secara lebih jelas tentang sejarah hidup beliau saya telah melakukan penelitian awal secara mandiri, terutama dalam melacak sumber lisan dan cerita rakyat (folklore) yang berkembang di tengah masyarakat Paringin. Mudah-mudahan mendapat perhatian dan sokongan dari Pemerintah Kabupaten Balangan guna mengangkat sejarah hidup seorang tokoh yang merupakan maskot Kabupaten Balangan.(sumb:rumah Banjar)



Info Balangan, sejarah hidup dan perjuangan Datu Kandang Haji - Terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar