Kamis, 29 November 2012

Anak-anak berkulit hijau


 mitologiAnak-anak berkulit hijau dikisahkan muncul di Woolpit di Suffolk, Inggris, sekitar abad ke-12, kemungkinan selama masa pemerintahan Raja Stephen. Anak-anak tersebut, laki-laki dan perempuan, secara umum berpenampilan biasa kecuali kulitnya yang berwarna hijau. Mereka berbicara dalam bahasa yang tidak diketahui, dan hanya mau memakan kacang hijau. Akhirnya mereka belajar makan makanan lainnya dan warna hijau kulit mereka memudar, namun si anak lelaki menjadi sakit-sakitan dan meninggal tak lama setelah mereka dibaptis. Anak yang perempuan memulai hidup barunya, tetapi ia dianggap "agak bebas dan serampangan dalam bertingkah." Setelah ia belajar berbahasa Inggris, si anak perempuan menjelaskan bahwa ia dan saudaranya berasal dari Negeri St Martin, dunia bawah tanah yang penghuninya berwarna hijau.


Catatan agak kontemporer hanya terkandung dalam Chronicum Anglicanum karya Ralph dari Coggeshall dan Historia rerum Anglicarum karya William dari Newburgh, masing-masing ditulis sekitar tahun 1189 dan 1220. Antara masa itu dan penemuan kembali kisah itu pada pertengahan abad ke-19, anak-anak berkulit hijau tampaknya hanya muncul dalam karya Uskup Francis Godwin, The Man in the Moone, yang menceritakan catatan William dari Newburgh. Dua pendekatan telah mendominasi penjelasan tentang kisah anak-anak hijau: bahwa itu adalah cerita rakyat yang menggambarkan perjumpaan khayalan dengan penghuni dari dunia lain, kemungkinan dari bawah tanah atau bahkan kehidupan dari luar angkasa, atau itu merupakan kisah peristiwa sejarah yang diputarbalikkan. Kisah itu diakui sebagai kisah fantasi ideal oleh penyair anarkis dan kritikus Herbert Read dalam English Prose Style karyanya, diterbitkan tahun 1931. Kisah itu memberi inspirasi dalam satu-satunya novel karyanya, The Green Child, ditulis tahun 1934.

Sumber 
Desa Woolpit merupakan sebuah daerah di Suffolk, Anglia Timur, sekitar 7 mil (11 km) timur kota Bury St Edmunds. Selama Abad Pertengahan desa itu menjadi terkenal berkat Biara Bury St Edmunds, dan merupakan salah satu bagian daerah paling padat penduduknya di pedesaan Inggris. Dua penulis, Ralph dari Coggeshall (meninggal tahun 1226) dan William dari Newburgh (sekitar 1136-1198), melaporkan kemunculan dua anak berkulit hijau yang misterius selama satu musim panas pada abad ke-12 di desa tersebut. Ralph merupakan seorang kepala biara di biara Sistersian di Coggeshall, sekitar 26 mil (42 km) selatan dari Woolpit. William juga merupakan seorang kanon di Priori Newburgh Augustinian, di bagian utara di Yorkshire. William menyatakan bahwa catatan kisah yang diberikan dalam bukunya Historia Rerum Anglicarum (1189) berdasarkan "laporan dari sejumlah sumber yang dapat dipercaya"; catatan kisah yang ditulis Ralph di Chronicum Anglicanum, ditulis beberapa waktu selama tahun 1220-an, dan menggabungkan informasi dari Sir Richard de Calne dari Wykes, yang kabarnya memberikan perlindungan kepada anak-anak hijau di kediamannnya, 6 mil (9,7 km) di utara Woolpit. Penjelasan yang diberikan oleh dua penulis ini berbeda dalam beberapa rincian.

Cerita
Suatu hari pada saat panen, menurut William dari Newburgh yang hidup selama pemerintahan Raja Stephen (1135-1154), para penduduk desa Woolpit menemukan dua anak yang merupakan kakak beradik, di samping sebuah lubang serigala yang memberikan julukan pada desa tersebut. Mereka berkulit hijau dan berbicara dengan bahasa yang tidak dikenal, serta mengenakan pakaian yang sangat asing. Ralph melaporkan bahwa anak-anak tersebut dibawa ke rumah Richard de Calne. Ralph dan William sependapat bahwa kakak beradik itu menolak semua makanan yang diberikan kepada mereka oleh orang-orang desa selama beberapa hari, sampai akhirnya mereka menemukan beberapa kacang hijau yang kemudian dikonsumsi dengan baik yang membuat mereka bersemangat. Lantas mereka menyesuaikan diri secara bertahap dengan makanan normal dan dalam waktu yang tidak lama mereka kehilangan warna hijau di kulit mereka. Kemudian salah satu anak yang lebih muda dari pasangan saudara itu menjadi sakit dan akhirnya meninggal tidak lama setelah mereka berdua dibaptis. Setelah satu anak yang tersisa berhasil mempelajari bahasa Inggris (Ralph mengatakan bahwa hanya anak perempuan dari pasangan saudara itu yang masih hidup), ia menjelaskan bahwa mereka berasal dari sebuah daerah yang tidak pernah disinari Matahari, melainkan cahaya seperti senja. William mengatakan anak-anak menyebut daerah mereka sebagai Taman St. Martin; Ralph menambahkan bahwa segala sesuatu yang ada di sana umumnya berwarna hijau. Menurut William, anak-anak tersebut tidak mampu menjelaskan kedatangan mereka di Woolpit. Mereka sedang menggembalakan ternak ayah mereka ketika mereka mendengar sebuah suara keras (menurut William, bel dari Bury St Edmunds), dan tiba-tiba mereka berada dalam sebuah lubang serigala tempat mereka ditemukan. Ralph mengatakan bahwa mereka secara tiba-tiba menghilang ketika mereka mengikuti ternak mereka menuju sebuah gua, dan setelah dibimbing oleh sebuah suara lonceng misterius, akhirnya mereka muncul di negeri Inggris. Masih menurut Ralph, akhirnya gadis itu dipekerjakan sebagai pelayan di rumah Richard de Calne selama bertahun-tahun, di sana ia dianggap sebagai "anak nakal dan sangat kurang ajar". Dia menikah dengan seorang pria dari King's Lynn, sekitar 40 mil (64 km) dari Woolpit, di mana Ralph mengatakan ia masih hidup tak lama sebelum Ralph menulis kisahnya. Berdasarkan pada penelitian ke dalam sejarah keluarga Richard de Calne, astronom dan penulis Duncan Lunan telah menyimpulkan bahwa gadis itu diberi nama "Agnes", dan ia menikah dengan seorang pejabat kerajaan bernama Richard Barre.

Peninggalan 
Penyair anarkis dan kritikus Inggris Herbert Read menggambarkan cerita anak-anak hijau dalam karyanya English Prose Style, yang diterbitkan pada tahun 1931, sebagai "norma yang harus diikuti oleh semua jenis fantasi". Cerita anak hijau juga merupakan insprasi bagi novelnya, The Green Child, yang ditulis pada tahun 1934. Kevin Crossley-Holland pada tahun 1994 juga menulis adaptasi cerita anak hijau dari sudut pandang si anak perempuan hijau. Penulis John Macklin menyertakan sebuah kisah dalam bukunya yang terbit tahun 1965, berjudul Strange Destinies, mengenai dua anak hijau yang tiba di desa Banjos di Spanyol pada tahun 1887. Banyak rincian cerita tersebut yang mirip dengan cerita anak-anak hijau Woolpit, misalnya nama Ricardo de Calno, walikota Banjos yang berteman dengan dua anak itu. Namanya mirip dengan Richard de Calne. Dengan demikian nampaknya cerita Macklin adalah cerita rekaan yang terilhami oleh cerita anak-anak hijau dari Woolpit, khususnya karena tidak ada catatan mengenai desa di Spanyol yang bernama Banjos. Pada tahun 2002, penyair Inggris Glyn Maxwell menulis sebuah sandiwara sajak yang berdasarkan pada cerita anak-anak hijau. Sandiwara itu berjudul Wolfpit (nama awal untuk Woolpit) dan dipentaskan sekali di New York City. Dalam versi Maxwell, si anak perempuan hijau menjadi pelayan tuan tanah, sampai seorang asing bernama Juxon membelinya dan membebaskannya, lalu membawanya ke suatu tempat yang tidak diketahui. Cerita anak-anak hijau merupakan tema dari sebuah opera, yang diisi oleh anak-anak dan orang dewasa dan digubah oleh Nicola LeFanu pada tahun 1990; librettonya ditulis oleh Kevin Crossley-Holland.



 mitologiAnak-anak berkulit hijau - terimakasih telah membaca..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar