Sabtu, 17 November 2012

legenda dan mitologi, monster laut


Monster laut adalah makhluk mitis yang menghuni lautan, seringkali diyakini berukuran amat besar. Monster lautan dapat berwujud beraneka ragam, meliputi naga laut hingga monster berlengan banyak. Wujudnya bisa mulus atau bersisik dan seringkali digambarkan mengancam kapal-kapal atau menyemburkan air. Definisi tentang "monster" bersifat subjektif, dan beberapa monster laut mungkin saja merupakan hewan-hewan yang dikenal secara ilmiah namun dilebih-lebihkan, misalnya paus dan jenis cumi-cumi raksasa dan cumi-cumi kolosal.

Penampakan dan Legenda
Secara historis, gambar dekoratif lumba-lumba dan monster laut sering digunakan dalam penggambaran peta, misalnya Carta Marina. Praktik ini berakhir seiring dimulainya kartografi modern. Meskipun demikian, kisah-kisah monster laut dan kesaksian orang-orang yang mengklaim telah melihat makhluk tersebut masih ada hingga kini. Penampakan demikian seringkali dihimpun dan diteliti oleh ahli folklor dan kriptozoolog.


Kisah monster laut hampir dapat ditemukan di semua budaya yang memiliki kedekatan dengan laut. Sebagai contoh, Avienus menceritakan bahwa dalam perjalanan penjelajah Kartago bernama Himilco, "...ada monster dari kedalaman lautan, dan para makhluk buas berenang perlahan di bawah kapal yang bergerak perlahan." (baris 117-29 dari Ora Maritima). Sir Humphrey Gilbert mengklaim telah menjumpai monster mirip singa dengan "mata membelalak" dalam perjalanan pulangnya setelah secara resmi mengklaim St. John's, Newfoundland (1583) sebagai milik Inggris. Kisah lain mengenai perjumpaan dengan monster laut berawal dari bulan Juli 1734. Hans Egede, misionaris Denmark-Norwegia, melaporkan bahwa dalam perjalanannya menuju Gothaab/Nuuk di pesisir barat Greenland, ia mengamati:

sesosok makhluk yang sangat mengerikan, tidak menyerupai apapun yang pernah mereka lihat sebelumnya. Monster itu mengangkat kepalanya sangat tinggi sehingga tampak lebih tinggi daripada menara pengintai di tiang kapal. Kepalanya kecil dan tubuhnya pendek dan berkeriput. Makhluk misterius itu menggunakan sirip besarnya untuk mendorong tubuhnya di dalam air. Kemudian para pelaut melihat ekornya juga. Monster itu lebih panjang daripada kapal kami.

Laporan lain diketahui dari Samudra Pasifik, Hindia dan Selatan (Heuvelmans:1968). Perkembangan terkini meliputi dua bunyi misterius, "Bloop" dan "Slow Down" yang terekam oleh peralatan hidrofonik tahun 1997 dan tidak terdengar setelah itu. Jika mengamati ciri-ciri suara tersebut sebagai bunyi hewan, terasa terlalu besar untuk dihasilkan oleh seekor paus. Penyelidikan sejauh ini masih belum memperoleh kesimpulan. Sosok monster laut yang sesungguhnya masih menjadi perdebatan. Beberapa kemungkinan meliputi hiu rumbai, hiu penjemur, oarfish, cumi-cumi raksasa, seiche, atau paus. Contohnya Ellis (1999) berpendapat bahwa mungkin monster yang dilihat Egede adalah cumi-cumi raksasa. Hipotesis lainnya adalah bahwa monster masa sekarang adalah spesimen reptil laut raksasa yang masih hidup, misalnya ikhtyosaurus atau plesiosaurus, dari Periode Jura dan Kapur, atau paus yang sudah punah seperti Basilosaurus. Badai tropis seperti hurikan atau topan mungkin juga merupakan asal mula kisah monster laut, terutama karena kisah kerusakan kapal.

Dugaan Bangkai Monster Laut


Bangkai hiu penjemur yang diduga sebagai sisa plesiosaurus yang masih hidup sejak zaman prasejarah, dijerat oleh kapal nelayan Jepang tahun 1977 di lepas pantai Selandia Baru.
Bangkai monster laut telah dilaporkan sejak zaman dulu (Heuvelmans:1968). Globsters (bangkai tak dikenal yang terdampar di pesisir) seringkali menimbulkan spekulasi keberadaan monster laut karena sulit diidentifikasi. Beberapa di antaranya menimbulkan kegemparan sebelum akhirnya terungkap bahwa itu hanyalah bangkai hewan yang lazim, misalnya paus atau hiu penjemur. Contoh kasus tersebut antara lain Trunko dan New Nessie. Tahun 1977, bangkai yang diduga sebagai plesiosaurus (reptil laut prasejarah) terjerat oleh kapal pukat Jepang bernama Zuiyō Maru di timur Selandia Baru sehingga menimbulkan sensasi. Media massa Jepang menyebutnya "New Nessie", berdasarkan kemiripan bentuknya dengan plesiosaurus yang menjadi model penampakan monster Loch Ness. Penemuan New Nessie juga diabadikan dalam perangko terbitan Brasil, sebelum akhirnya dinyatakan oleh FBI bahwa bangkai tersebut hanyalah bangkai hiu penjemur yang membusuk. Hal tersebut dibuktikan oleh tes DNA. Selain New Nessie, tes DNA juga memastikan bahwa bangkai yang diduga sebagai monster laut yang terdampar di Fortune Bay, Newfoundland bulan Agustus 2001, adalah paus sperma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar